Cara Membuat Produk UMKM Bisa Diekspor ke Luar Negeri


UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Dengan jumlah yang mencapai jutaan unit usaha di seluruh tanah air, UMKM memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat daya saing bangsa. Salah satu cara untuk meningkatkan skala usaha UMKM adalah dengan memasuki pasar internasional melalui ekspor. Menjual produk ke luar negeri tidak hanya membuka peluang keuntungan yang lebih besar, tetapi juga meningkatkan kualitas, nilai merek, dan kepercayaan pelanggan terhadap produk lokal.

Namun, melebarkan sayap ke pasar ekspor bukan perkara mudah. Diperlukan kesiapan dalam hal produk, legalitas, pemasaran, pengemasan, hingga pemahaman terhadap regulasi dan preferensi konsumen luar negeri. UMKM yang ingin ekspor harus memiliki strategi yang tepat agar bisa menembus pasar global dengan percaya diri dan efisien. Artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang bagaimana langkah demi langkah bagi pelaku UMKM untuk bisa mengekspor produk ke luar negeri, dari tahap persiapan hingga eksekusi.

Persiapan Produk dan Legalitas

Langkah pertama dan terpenting adalah memastikan bahwa produk yang ingin diekspor memenuhi standar internasional. Produk yang diekspor harus memiliki kualitas yang konsisten, kemasan yang menarik dan aman, serta sesuai dengan selera pasar negara tujuan. Sebagai contoh, produk makanan yang akan diekspor ke Eropa harus bebas dari bahan kimia berbahaya, memenuhi standar keamanan pangan, dan memiliki label dalam bahasa yang dimengerti oleh konsumen setempat.

UMKM juga harus memastikan bahwa produknya tidak mengandung unsur yang dilarang di negara tujuan. Misalnya, beberapa negara sangat ketat terhadap penggunaan pengawet, pewarna buatan, atau bahan baku tertentu seperti daging babi atau alkohol. Karena itu, penting untuk mempelajari regulasi produk di negara target ekspor.

Dari sisi legalitas, pelaku UMKM wajib memiliki dokumen yang lengkap, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan NPWP. Selain itu, jika produk termasuk makanan atau minuman, diperlukan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta sertifikat halal dari MUI jika dibutuhkan. Sertifikat lain yang sering dibutuhkan dalam ekspor adalah Certificate of Origin (COO), phytosanitary (untuk produk pertanian), atau sertifikat SNI tergantung jenis produk.

Untuk mempercepat proses ekspor, pelaku UMKM bisa mendaftarkan usahanya ke sistem INATRADE dari Kementerian Perdagangan dan mengikuti program-program pendampingan dari instansi terkait seperti Bea Cukai, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Menentukan Target Pasar dan Riset Negara Tujuan

Langkah berikutnya adalah menentukan negara tujuan ekspor. Tidak semua negara cocok untuk semua jenis produk. Oleh karena itu, UMKM perlu melakukan riset pasar terlebih dahulu. Pertimbangkan faktor-faktor seperti kebutuhan konsumen, daya beli, tren pasar, regulasi impor, dan tingkat persaingan.

Misalnya, jika kamu memproduksi kerajinan tangan dari bambu, pasar Eropa dan Jepang bisa menjadi tujuan potensial karena mereka menyukai produk alami, ramah lingkungan, dan memiliki nilai budaya tinggi. Namun, jika kamu memproduksi makanan ringan dengan cita rasa khas Indonesia, maka negara-negara dengan diaspora Indonesia besar seperti Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Belanda bisa jadi pilihan awal yang strategis.

Kamu bisa mencari data pasar melalui situs resmi kementerian luar negeri, kementerian perdagangan, atase perdagangan di luar negeri, atau platform ekspor seperti Trade Map, ITC Market Analysis Tools, dan portal ekspor-impor negara target. Gunakan juga platform media sosial untuk mengetahui tren produk di negara tersebut.

Menyiapkan Kemasan dan Label Produk

Kemasan produk memiliki peran penting dalam ekspor. Selain berfungsi untuk melindungi produk, kemasan juga berfungsi sebagai alat komunikasi dan branding. Produk yang kemasannya menarik, informatif, dan sesuai standar biasanya lebih diminati oleh pasar luar negeri.

Kemasan ekspor harus disesuaikan dengan budaya, bahasa, dan kebiasaan konsumen di negara tujuan. Misalnya, untuk pasar Jepang, desain kemasan harus bersih, sederhana, dan informatif. Untuk pasar Timur Tengah, penggunaan simbol halal sangat penting. Pastikan juga label mencantumkan informasi lengkap seperti nama produk, komposisi, tanggal kadaluarsa, petunjuk penggunaan, berat bersih, dan informasi produsen.

Gunakan bahasa internasional, minimal bahasa Inggris, agar konsumen luar negeri memahami isi produk. Jangan lupa cantumkan barcode dan kode HS (Harmonized System) yang sesuai. Kode ini penting untuk proses kepabeanan.

Menentukan Jalur Distribusi dan Strategi Penjualan

Untuk bisa ekspor, UMKM tidak selalu harus memiliki agen atau distributor di luar negeri. Ada beberapa model penjualan yang bisa dipilih sesuai kapasitas dan kesiapan usaha. Model paling sederhana adalah direct export, yaitu penjualan langsung ke konsumen akhir atau pembeli luar negeri. Model ini bisa dilakukan melalui platform marketplace internasional seperti Amazon, eBay, Etsy, atau Alibaba.

Model lain adalah indirect export, yaitu menjual produk ke pihak ketiga seperti eksportir lokal, distributor, atau agen yang sudah memiliki jalur ekspor. Keuntungan dari model ini adalah lebih mudah dan risiko lebih kecil, tapi margin keuntungan biasanya lebih kecil juga.

Kamu juga bisa mengikuti program business matching yang sering diadakan oleh pemerintah, asosiasi dagang, atau pameran internasional. Dalam kegiatan ini, kamu bisa bertemu dengan calon pembeli dari luar negeri secara langsung maupun virtual.

Untuk skema jangka panjang, kamu bisa mencari distributor resmi di negara tujuan yang akan memasarkan produkmu secara eksklusif. Ini memerlukan proses negosiasi, pengiriman sampel, dan perjanjian kerja sama. Meski memakan waktu, hasilnya bisa sangat menguntungkan.

Menentukan Harga dan Skema Pengiriman

Menentukan harga jual untuk pasar ekspor harus mempertimbangkan banyak hal. Harga tidak bisa hanya berdasarkan harga lokal dikalikan kurs mata uang. Kamu harus menghitung biaya produksi, biaya pengemasan, ongkos kirim, biaya bea cukai, pajak, dan margin keuntungan.

Gunakan metode FOB (Free on Board) atau CIF (Cost, Insurance, and Freight) untuk menentukan harga jual. Metode FOB artinya harga produk hanya sampai pelabuhan pengiriman di Indonesia, sedangkan CIF mencakup harga sampai pelabuhan negara tujuan termasuk biaya asuransi dan pengiriman.

Untuk pengiriman, kamu bisa menggunakan jasa ekspedisi internasional seperti DHL, FedEx, atau jasa pengiriman laut dan udara yang terhubung dengan pelabuhan ekspor. Jika volume barang masih kecil, kamu bisa menggunakan metode ekspor retail melalui kargo atau EMS (Express Mail Service).

Pastikan kamu menyertakan dokumen pengiriman seperti invoice, packing list, dan surat keterangan asal. Kamu juga perlu mengurus ekspor di Bea Cukai dengan menggunakan sistem CEISA (Customs-Excise Information System and Automation).

Mengikuti Program Pendampingan Ekspor

Pemerintah Indonesia sangat mendorong UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor. Ada banyak program dan pelatihan yang bisa diikuti secara gratis atau subsidi, seperti program Export Coaching Program (ECP) dari Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN), UMKM Go Global dari Kemenkop UKM, serta pelatihan ekspor dari LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia).

Melalui program ini, UMKM akan dibimbing mulai dari membuat profil usaha dalam bahasa Inggris, melakukan riset pasar, negosiasi dengan buyer, hingga simulasi pengiriman produk. Banyak UMKM yang berhasil ekspor pertama kali setelah mengikuti pelatihan dan bimbingan ini.

Selain itu, kamu juga bisa bergabung dengan komunitas eksportir UMKM di media sosial atau mengikuti seminar dan webinar dari institusi perdagangan internasional.

Membangun Branding dan Kepercayaan Pasar Internasional

Membangun citra merek atau branding sangat penting dalam pasar ekspor. Produk kamu harus memiliki cerita yang kuat, keunikan, dan nilai jual yang bisa diterima secara internasional. Buatlah katalog digital dalam bahasa Inggris, website profesional, dan media sosial aktif untuk menjangkau pembeli global.

Testimoni dari pelanggan, sertifikat kualitas, atau penghargaan yang pernah diraih juga bisa meningkatkan kepercayaan calon buyer. Konsistensi dalam kualitas dan layanan adalah kunci agar pembeli pertama menjadi pelanggan tetap.

Kamu juga bisa membuat video pendek tentang proses produksi, kisah UMKM kamu, atau cara penggunaan produk. Ini sangat efektif untuk menarik perhatian di pasar global.

Mengelola Risiko dan Keuangan Ekspor

Ekspor bukan tanpa risiko. Ada risiko gagal bayar dari pembeli, kerusakan barang saat pengiriman, atau kendala perizinan di negara tujuan. Untuk mengatasi ini, kamu bisa menggunakan asuransi ekspor atau bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan ekspor seperti LPEI.

Kamu juga bisa menggunakan metode pembayaran yang aman seperti Letter of Credit (L/C) atau transfer bank dengan DP (Down Payment). Hindari sistem pembayaran yang tidak jelas atau tanpa jaminan, terutama jika kamu baru pertama kali ekspor.

Untuk keuangan, pastikan kamu mencatat semua pengeluaran dan pemasukan secara rapi. Gunakan aplikasi pencatatan keuangan atau software akuntansi sederhana agar bisnis tetap sehat.

Kesimpulan

Memasuki pasar ekspor bukan hanya impian, tetapi sesuatu yang sangat mungkin dicapai oleh UMKM Indonesia jika dilakukan dengan persiapan yang matang. Dengan memastikan kualitas produk, memahami regulasi, melakukan riset pasar, membangun jaringan, serta memanfaatkan teknologi dan program pemerintah, pelaku UMKM bisa membawa produknya ke pasar internasional.

Ekspor bukan hanya soal menjual ke luar negeri, tetapi juga soal memperkuat daya saing, mengangkat citra produk lokal, dan membangun masa depan yang lebih baik bagi UMKM dan perekonomian bangsa. Mulailah dari yang kecil, konsisten dalam kualitas, dan terus belajar dari setiap proses. Dunia kini semakin terbuka, dan produk UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk berjaya di pasar global.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Comments System

Disqus Shortname